PERTANDINGAN :
aka merah
ao biru
Aiuchi Bersamaan/serentak
Bunkai Aplikasi KATA dengan partner
Chui Peringatan
Encho Ekstensi
Encho sen Ekstensi dari lamanya waktu pertarungan (dalam pertandingan)
Hajime Mulai
Hansoku Diskualifikasi
Hantei Keputusan
Hikiwake Draw; seri
Ippon Pertama (=satu poin)
Jogai Melewati batas
Keikoku Peringatan keras
Nihon Kedua (=dua poin)
Otaigai ni Saling berhadapan satu sama lain
Rei Hormat
Sai Shiai Ekstensi dari lamanya waktu pertandingan tambahan (10 menit)
Sanbon Ketiga (=tiga poin)
Sanbon shobu Pertarungan (kumite) tiga poin (nilai)
Sanbon shobu hajime Pertarungan (kumite) tiga poin (nilai) dimulai
Shiai jo Area pertandingan (ukuran = 8-10 meter bujursangkar)
Shobu Kompetisi
Shomen Ni Menghadap ke depan
Shushin Wasit
Tokui Kesukaan, pilihan
Wazari Setengah poin (nilai setengah)
Jumat, 06 Desember 2013
Aturan Baru Kumite Karate versi World Karate Federation (WKF)
Dalam
pertandingan kumite, unsur penilaian dipengaruhi dua hal yaitu nilai
dan pelanggaran. Dalam kumite, durasi pertandingan dibatasi selama tiga
menit untuk putera dan dua menit untuk puteri (senior). Untuk
memperebutkan medali waktu empat menit untuk putera dan tiga menit untuk
puteri (senior). Di kelas Under-21, waktu yang dipergunakan adalah 3
menit untuk putera dan dua menit untuk puteri, dan tidak ada tambahan
waktu. Jadi Wasit dan Juri langsung memberikan nilai melalui mekanisme
Hantei. Di kelas kadet dan junior waktu dibatasi selama dua menit, baik
babak penyisihan sampai perebutan medali. Di kategori ini pun tidak ada
tambahan waktu.
Untuk memahami secara lebih jelas, berikut saya perlihatkan gambar gestur seorang wasit dan juri ketika memberikan nilai.
Apa kriteria untuk menentukan teknik itu layak diberi nilai/ poin?
Keseluruhan
sebuah teknik harus mencakup keenam kriteria itu, yakni bentuk yang
baik tidak melenceng dari esensi gerak dasar tradisional, sikap sportif
yang ditunjukkan, menampilkan semangat yang tinggi, penuh kesadaran
(zanshin), penempatan gerakan di waktu yang tepat, dan jarak yang benar.
Daerah mana saja yang boleh kita serang?
Ada
tujuh area yang boleh kita serang, dan harus dengan kontrol yang baik
yakni kepala, muka, leher, dada, perut, punggung, dan sisi.
Dalam
peraturan baru karate WKF, Tingkat penilaian untuk mendapatkan poin itu
sendiri dibagi tiga yaitu Ippon (3 angka), Waza Ari (2 angka), dan Yuko
(1 angka). Nilai Ippon akan diberikan untuk teknik seperti tendangan
jodan (atas) yang termasuk mawashi geri, gyaku mikazuki geri, mae ushiro
geri, dan atau semua teknik yang bernilai dilakukan setelah lawan
dibanting/ dilempar atau jatuh sendiri. Untuk bernilai ippon ini, wasit
memberikan waktu selama dua detik bagi kita untuk mengeksekusi gerakan.
Apabila tidak memenuhi syarat itu, dianggap tidak ada poin yang masuk
atau torimasen.
Kemudian, teknik apa saja yang akan memberikan nilai Waza Ari (dua poin)?
Semua
tendangan chudan. Bisa ke punggung, bisa ke dada, bisa ke perut, ke
pinggir atau samping, dan situasi tertentu (untuk hal ini dalam
penjelasan berikutnya).
Bagaimana dengan nilai Yuko?
Teknik
chudan dan jodan tsuki, serta uchi bisa menghasilkan poin satu asal
penempatannya tepat di tujuh area poin seperti yang dijelaskan
sebelumnya.
Deskripsi singkat berbagai aliran Karate
Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang,
dan sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam “4 besar JKF” adalah sebagai berikut:
1. Shotokan
Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan – sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.
2. Goju-ryu
Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa “dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan”. Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
3. Shito-ryu
Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
4. Wado-ryu
Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam “4 besar JKF” antara lain adalah:
1. Kyokushin
Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran ini juga menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.
2. Shorin-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.
3. Uechi-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih)
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam “4 besar JKF” adalah sebagai berikut:
1. Shotokan
Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan – sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.
2. Goju-ryu
Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa “dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan”. Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
3. Shito-ryu
Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
4. Wado-ryu
Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam “4 besar JKF” antara lain adalah:
1. Kyokushin
Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran ini juga menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.
2. Shorin-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.
3. Uechi-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih)
Karateka Indonesia raih dua perak di Dubai
Jakarta (ANTARA
News) - Tim Karate Kadet dan Junior Indonesia, meraih dua medali perak
dan empat perunggu di kejuaraan Karate Asia Karate Federation (AKF) ke
13, 28 November - 7 Desembar 2013, di Hamdan Bin Mohammad Bin Rashid
Sport Complex Dubai, Union Emirat Arab (UAE).
Dalam siaran pers PB Forki, Jumat, medali perak diraih karateka Indonesia Ahmad Zigi Zaresta Yuda (NTB/INKAI) kelas kadet kata perorangan putra yang di final dikalahkan karateka Jepang Yamanaka Nozomi dengan skor 0-5.
Sementara medali perak kedua diraih Ifka Widya Sari (Sulsel/Inkanas) kelas junior kumite 48 kg putri yang di final dikalahkan karateka Zhangyrbay Molldir dari Kazakhstan dengan hukuman hansoku.
Sedangkan empat medali perunggu masing-masing diraih karateka Tim Indonesia, I Kadek Dwi Antara (BALI/INKAI) kadet kumite 57 kg putra, Andi Firdayanti Suherman (SULSEL/KKI) kadet kumite 47 kg putri, Sutantio Renaldy Pratama (JATIM/INKAI) junior kumite + 76 kg putra, dan Ni Made Dwi Puspita Sari (BALI/INKAI) junior kumite 59 kg putri.
Dalam siaran pers PB Forki, Jumat, medali perak diraih karateka Indonesia Ahmad Zigi Zaresta Yuda (NTB/INKAI) kelas kadet kata perorangan putra yang di final dikalahkan karateka Jepang Yamanaka Nozomi dengan skor 0-5.
Sementara medali perak kedua diraih Ifka Widya Sari (Sulsel/Inkanas) kelas junior kumite 48 kg putri yang di final dikalahkan karateka Zhangyrbay Molldir dari Kazakhstan dengan hukuman hansoku.
Sedangkan empat medali perunggu masing-masing diraih karateka Tim Indonesia, I Kadek Dwi Antara (BALI/INKAI) kadet kumite 57 kg putra, Andi Firdayanti Suherman (SULSEL/KKI) kadet kumite 47 kg putri, Sutantio Renaldy Pratama (JATIM/INKAI) junior kumite + 76 kg putra, dan Ni Made Dwi Puspita Sari (BALI/INKAI) junior kumite 59 kg putri.
BRI suntik Rp1,6 miliar untuk karate SEA Games

Jakarta (ANTARA News) - Cabang karate mendapat suntikan dana Rp1,6 miliar dari "bapak angkat" Bank BRI sebagai upaya menggenjot prestasi meraih juara umum dalam SEA Games 2013 di Myanmar.
"Dana itu untuk biaya persiapan keberangkatan atlet karate ke Myanmar, dan nilai itu sudah termasuk untuk bonus atlet," kata Ketua Umum PB Forki Hendardji Soepandji pada acara pelepasan tim karate menuju Myanmar di Gedung Bank BRI di Jakarta, Jumat.
Ketua umum PB Forki menyatakan terimakasih kepada Bank BRI sebagai perusahaan BUMN yang terus konsisten mendukung PB Forki dalam membina atlet karate.
"Tentu kami sangat berterimakasih atas dukungan ini, kami senang Bank BRI menjadi bapak angkat kami," katanya.
Bank pemerintah itu selama 2013 telah mengucurkan Rp6 miliar kepada PB Forki untuk pembinaan atlet serta pengadaan event2 pertandingan karate baik nasional maupun internasional.
Rencananya Bank BRI akan memberikan bonus senilai Rp100 juta bagi setiap peraih medali emas, Rp50 juta untuk perak dam Rp30 juta untuk perunggu.
Sementara itu Dirut Bank BRI Sofyan Basyir mengatakan, bahwa pihaknya komit untuk membantu PB Forki dalam pembinaan dan pelatihan.
"Kami telah melanjutkan kerjasama dengan PB Forki pada 2013, khususnya dalam membantu mempersiapkan pembinaan dan pelatihan untuk timnas karate yang akan berlaga pada SEA Games 2013 Myanmar, Desember ini," kata Sofyan Basyir.
"Harapan BRI dengan dukungan ini akan meningkatkan respon positif dari seluruh atlet karate dengan memberikan prestasi terbaik serta mampu mengharumkan nama bangsa dan negara di berbagai kompetisi," tambahnya.
Pada SEA Games Myanmar, cabang karate yang menargetkan mempertahankan juara umum akan diperkuat 28 atlet, tujuh pelatih nasional, dan satu pelatih asing. (A020/D011)
Selasa, 03 Desember 2013
Langganan:
Postingan (Atom)