PERTANDINGAN :
aka merah
ao biru
Aiuchi Bersamaan/serentak
Bunkai Aplikasi KATA dengan partner
Chui Peringatan
Encho Ekstensi
Encho sen Ekstensi dari lamanya waktu pertarungan (dalam pertandingan)
Hajime Mulai
Hansoku Diskualifikasi
Hantei Keputusan
Hikiwake Draw; seri
Ippon Pertama (=satu poin)
Jogai Melewati batas
Keikoku Peringatan keras
Nihon Kedua (=dua poin)
Otaigai ni Saling berhadapan satu sama lain
Rei Hormat
Sai Shiai Ekstensi dari lamanya waktu pertandingan tambahan (10 menit)
Sanbon Ketiga (=tiga poin)
Sanbon shobu Pertarungan (kumite) tiga poin (nilai)
Sanbon shobu hajime Pertarungan (kumite) tiga poin (nilai) dimulai
Shiai jo Area pertandingan (ukuran = 8-10 meter bujursangkar)
Shobu Kompetisi
Shomen Ni Menghadap ke depan
Shushin Wasit
Tokui Kesukaan, pilihan
Wazari Setengah poin (nilai setengah)
Jumat, 06 Desember 2013
Aturan Baru Kumite Karate versi World Karate Federation (WKF)
Dalam
pertandingan kumite, unsur penilaian dipengaruhi dua hal yaitu nilai
dan pelanggaran. Dalam kumite, durasi pertandingan dibatasi selama tiga
menit untuk putera dan dua menit untuk puteri (senior). Untuk
memperebutkan medali waktu empat menit untuk putera dan tiga menit untuk
puteri (senior). Di kelas Under-21, waktu yang dipergunakan adalah 3
menit untuk putera dan dua menit untuk puteri, dan tidak ada tambahan
waktu. Jadi Wasit dan Juri langsung memberikan nilai melalui mekanisme
Hantei. Di kelas kadet dan junior waktu dibatasi selama dua menit, baik
babak penyisihan sampai perebutan medali. Di kategori ini pun tidak ada
tambahan waktu.
Untuk memahami secara lebih jelas, berikut saya perlihatkan gambar gestur seorang wasit dan juri ketika memberikan nilai.
Apa kriteria untuk menentukan teknik itu layak diberi nilai/ poin?
Keseluruhan
sebuah teknik harus mencakup keenam kriteria itu, yakni bentuk yang
baik tidak melenceng dari esensi gerak dasar tradisional, sikap sportif
yang ditunjukkan, menampilkan semangat yang tinggi, penuh kesadaran
(zanshin), penempatan gerakan di waktu yang tepat, dan jarak yang benar.
Daerah mana saja yang boleh kita serang?
Ada
tujuh area yang boleh kita serang, dan harus dengan kontrol yang baik
yakni kepala, muka, leher, dada, perut, punggung, dan sisi.
Dalam
peraturan baru karate WKF, Tingkat penilaian untuk mendapatkan poin itu
sendiri dibagi tiga yaitu Ippon (3 angka), Waza Ari (2 angka), dan Yuko
(1 angka). Nilai Ippon akan diberikan untuk teknik seperti tendangan
jodan (atas) yang termasuk mawashi geri, gyaku mikazuki geri, mae ushiro
geri, dan atau semua teknik yang bernilai dilakukan setelah lawan
dibanting/ dilempar atau jatuh sendiri. Untuk bernilai ippon ini, wasit
memberikan waktu selama dua detik bagi kita untuk mengeksekusi gerakan.
Apabila tidak memenuhi syarat itu, dianggap tidak ada poin yang masuk
atau torimasen.
Kemudian, teknik apa saja yang akan memberikan nilai Waza Ari (dua poin)?
Semua
tendangan chudan. Bisa ke punggung, bisa ke dada, bisa ke perut, ke
pinggir atau samping, dan situasi tertentu (untuk hal ini dalam
penjelasan berikutnya).
Bagaimana dengan nilai Yuko?
Teknik
chudan dan jodan tsuki, serta uchi bisa menghasilkan poin satu asal
penempatannya tepat di tujuh area poin seperti yang dijelaskan
sebelumnya.
Deskripsi singkat berbagai aliran Karate
Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang,
dan sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam “4 besar JKF” adalah sebagai berikut:
1. Shotokan
Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan – sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.
2. Goju-ryu
Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa “dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan”. Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
3. Shito-ryu
Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
4. Wado-ryu
Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam “4 besar JKF” antara lain adalah:
1. Kyokushin
Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran ini juga menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.
2. Shorin-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.
3. Uechi-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih)
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam “4 besar JKF” adalah sebagai berikut:
1. Shotokan
Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan – sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.
2. Goju-ryu
Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa “dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan”. Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
3. Shito-ryu
Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
4. Wado-ryu
Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam “4 besar JKF” antara lain adalah:
1. Kyokushin
Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran ini juga menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.
2. Shorin-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.
3. Uechi-ryu
Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih)
Karateka Indonesia raih dua perak di Dubai
Jakarta (ANTARA
News) - Tim Karate Kadet dan Junior Indonesia, meraih dua medali perak
dan empat perunggu di kejuaraan Karate Asia Karate Federation (AKF) ke
13, 28 November - 7 Desembar 2013, di Hamdan Bin Mohammad Bin Rashid
Sport Complex Dubai, Union Emirat Arab (UAE).
Dalam siaran pers PB Forki, Jumat, medali perak diraih karateka Indonesia Ahmad Zigi Zaresta Yuda (NTB/INKAI) kelas kadet kata perorangan putra yang di final dikalahkan karateka Jepang Yamanaka Nozomi dengan skor 0-5.
Sementara medali perak kedua diraih Ifka Widya Sari (Sulsel/Inkanas) kelas junior kumite 48 kg putri yang di final dikalahkan karateka Zhangyrbay Molldir dari Kazakhstan dengan hukuman hansoku.
Sedangkan empat medali perunggu masing-masing diraih karateka Tim Indonesia, I Kadek Dwi Antara (BALI/INKAI) kadet kumite 57 kg putra, Andi Firdayanti Suherman (SULSEL/KKI) kadet kumite 47 kg putri, Sutantio Renaldy Pratama (JATIM/INKAI) junior kumite + 76 kg putra, dan Ni Made Dwi Puspita Sari (BALI/INKAI) junior kumite 59 kg putri.
Dalam siaran pers PB Forki, Jumat, medali perak diraih karateka Indonesia Ahmad Zigi Zaresta Yuda (NTB/INKAI) kelas kadet kata perorangan putra yang di final dikalahkan karateka Jepang Yamanaka Nozomi dengan skor 0-5.
Sementara medali perak kedua diraih Ifka Widya Sari (Sulsel/Inkanas) kelas junior kumite 48 kg putri yang di final dikalahkan karateka Zhangyrbay Molldir dari Kazakhstan dengan hukuman hansoku.
Sedangkan empat medali perunggu masing-masing diraih karateka Tim Indonesia, I Kadek Dwi Antara (BALI/INKAI) kadet kumite 57 kg putra, Andi Firdayanti Suherman (SULSEL/KKI) kadet kumite 47 kg putri, Sutantio Renaldy Pratama (JATIM/INKAI) junior kumite + 76 kg putra, dan Ni Made Dwi Puspita Sari (BALI/INKAI) junior kumite 59 kg putri.
BRI suntik Rp1,6 miliar untuk karate SEA Games

Jakarta (ANTARA News) - Cabang karate mendapat suntikan dana Rp1,6 miliar dari "bapak angkat" Bank BRI sebagai upaya menggenjot prestasi meraih juara umum dalam SEA Games 2013 di Myanmar.
"Dana itu untuk biaya persiapan keberangkatan atlet karate ke Myanmar, dan nilai itu sudah termasuk untuk bonus atlet," kata Ketua Umum PB Forki Hendardji Soepandji pada acara pelepasan tim karate menuju Myanmar di Gedung Bank BRI di Jakarta, Jumat.
Ketua umum PB Forki menyatakan terimakasih kepada Bank BRI sebagai perusahaan BUMN yang terus konsisten mendukung PB Forki dalam membina atlet karate.
"Tentu kami sangat berterimakasih atas dukungan ini, kami senang Bank BRI menjadi bapak angkat kami," katanya.
Bank pemerintah itu selama 2013 telah mengucurkan Rp6 miliar kepada PB Forki untuk pembinaan atlet serta pengadaan event2 pertandingan karate baik nasional maupun internasional.
Rencananya Bank BRI akan memberikan bonus senilai Rp100 juta bagi setiap peraih medali emas, Rp50 juta untuk perak dam Rp30 juta untuk perunggu.
Sementara itu Dirut Bank BRI Sofyan Basyir mengatakan, bahwa pihaknya komit untuk membantu PB Forki dalam pembinaan dan pelatihan.
"Kami telah melanjutkan kerjasama dengan PB Forki pada 2013, khususnya dalam membantu mempersiapkan pembinaan dan pelatihan untuk timnas karate yang akan berlaga pada SEA Games 2013 Myanmar, Desember ini," kata Sofyan Basyir.
"Harapan BRI dengan dukungan ini akan meningkatkan respon positif dari seluruh atlet karate dengan memberikan prestasi terbaik serta mampu mengharumkan nama bangsa dan negara di berbagai kompetisi," tambahnya.
Pada SEA Games Myanmar, cabang karate yang menargetkan mempertahankan juara umum akan diperkuat 28 atlet, tujuh pelatih nasional, dan satu pelatih asing. (A020/D011)
Selasa, 03 Desember 2013
Selasa, 26 November 2013
Dojo
Dojo (道場 Dōjō?) adalah bangunan tempat kompetisi, pertandingan, latihan, dan belajar (keiko) untuk semua cabang seni bela diri Jepang.
Dojo yang terdapat di Jepang selalu berada di bawah salah satu aliran (ryū) cabang bela diri. Nama aliran umumnya ditulis di sebuah plang. Ada dua jenis dojo: dojo untuk kelas belajar teknik, dan dojo untuk berlatih sendiri tanpa guru.
Bagian paling dalam yang terjauh dari pintu masuk disebut kamiza. Dalam sebuah bingkai yang diletakkan di kamiza dipasang prinsip utama dari aliran tersebut. Bagian yang terdekat dengan pintu masuk disebut shimoza, sisi kanan aula disebut jōseki, sementara sisi kiri aula disebut shimoseki. Bergantung kepada cabang seni bela diri yang diajarkan, dojo dibangun dengan alas lantai yang berbeda-beda, misalnya tatami untuk judo, dan lantai kayu untuk kendo.
Dojo yang terdapat di Jepang selalu berada di bawah salah satu aliran (ryū) cabang bela diri. Nama aliran umumnya ditulis di sebuah plang. Ada dua jenis dojo: dojo untuk kelas belajar teknik, dan dojo untuk berlatih sendiri tanpa guru.
Bagian paling dalam yang terjauh dari pintu masuk disebut kamiza. Dalam sebuah bingkai yang diletakkan di kamiza dipasang prinsip utama dari aliran tersebut. Bagian yang terdekat dengan pintu masuk disebut shimoza, sisi kanan aula disebut jōseki, sementara sisi kiri aula disebut shimoseki. Bergantung kepada cabang seni bela diri yang diajarkan, dojo dibangun dengan alas lantai yang berbeda-beda, misalnya tatami untuk judo, dan lantai kayu untuk kendo.
Dojo terkenal
- Walaupun lebih dikenal sebagai tempat konser musik, Nippon Budokan adalah sebuah dojo yang tidak tergabung ke dalam satu aliran tertentu.
- Dojo untuk judo yang didirikan oleh Kanō Jigorō.
Senin, 25 November 2013
PERATURAN PERTANDINGAN KARATE ( KUMITE )
2 .PERATURAN PERTANDINGAN KUMITE
==============================================
1. Kumite (Perkelahian); putera dan puteri
Kumite untuk putra dan putri dibagi atas : kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem pertandingan yang dipakai adalah refenchange (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri (enchosen), sedangkan didalam pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.
Kumite untuk putra dan putri dibagi atas : kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem pertandingan yang dipakai adalah refenchange (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri (enchosen), sedangkan didalam pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.
World
Karate Federation (WKF) mulai tahun 2009, memberlakukan peraturan baru
tentang ketentuan usia dan nomor pertandingan Karate, baik yang
dilakukan sendiri oleh WKF maupun AKF, dan pertandingan karate pada
Multy Even Internasional. Sehubungan dengan hal tersebut, Pengurus Besar
Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB FORKI), melalui Surat Edaran
Nomor 13/PB.FORKI – SEKJEN/SE/I/09 tertanggal, 15 Januari 2009. tentang
Peraturan Baru Pertandingan Karate WKF. Yang ditujukan kepada Pimpinan
Perguruan Karate, dan Pimpinan Pengurus Provinsi Forki.
Adapun peraturan tersebut sebagai berikut:
USIA :
1.Usia kadet 14 & 15 tahun
2.Usia junior 16 & 17 tahun
3.Di bawah 21 tahun usia 18,19 & 20 tahun
4.Senior usia Kata + 16 tahun.
USIA :
1.Usia kadet 14 & 15 tahun
2.Usia junior 16 & 17 tahun
3.Di bawah 21 tahun usia 18,19 & 20 tahun
4.Senior usia Kata + 16 tahun.
Pertandingan KADET:
1.kadet Kata perorangan putra & putri
2. Kumite putra : – 52 kg, – 57 kg, – 63 kg, – 70 kg, dan + 70 kg.
3 Kumite kadet putri: – 47 kg, – 54 kg, dan + 54 kg.
1.kadet Kata perorangan putra & putri
2. Kumite putra : – 52 kg, – 57 kg, – 63 kg, – 70 kg, dan + 70 kg.
3 Kumite kadet putri: – 47 kg, – 54 kg, dan + 54 kg.
Pertandingan JUNIOR:
1.Junior kata perorangan & Kata beregu putra & putri
2.Kumite putra – 55 kg, – 61 kg, – 68 kg, -76 kg, + 76 kg
3. Kumite junior putri: – 48 kg, – 53 kg, – 59 kg, dan + 59 kg.
1.Junior kata perorangan & Kata beregu putra & putri
2.Kumite putra – 55 kg, – 61 kg, – 68 kg, -76 kg, + 76 kg
3. Kumite junior putri: – 48 kg, – 53 kg, – 59 kg, dan + 59 kg.
Pertandingan dibawah usia 21 tahun::
1. Kumite putra – 68 kg, -78 kg, +78 kg
2.Kumite putri – 53 kg, – 60 kg, dan + 60 kg.
1. Kumite putra – 68 kg, -78 kg, +78 kg
2.Kumite putri – 53 kg, – 60 kg, dan + 60 kg.
Untuk pertandingan senior:
1. Kata perorangan & beregu putra & putri
2. Kumite putra – 60 kg, – 67 kg, – 75 kg, – 84 kg, dan + 84 kg.
3. Kumite putri terdiri dari – 50 kg, – 55 kg, – 61 kg, – 68 kg, dan + 68 kg.
1. Kata perorangan & beregu putra & putri
2. Kumite putra – 60 kg, – 67 kg, – 75 kg, – 84 kg, dan + 84 kg.
3. Kumite putri terdiri dari – 50 kg, – 55 kg, – 61 kg, – 68 kg, dan + 68 kg.
Pada kategori Kadet
pertandingan kumite wajib menggunakan Face Masker dan Body Protector.
Waktu pertandingan kumite untuk Kadet, Junior & Under 21 tahun
durasinya dua menit (putra/putri). Waktu pertandingan kumite senior
meliputi: babak penyisihan durasinya tiga menit untuk putra dan dua
menit untuk putri, pada babak final memperebutkan juara I dan final
reperhage memperebutkan juara tiga durasinya empat menit untuk putra dan
tiga menit untuk putri.
PENJELASAN
1. Pertandingan kumite dapat dibagi menjadi pertandingan tim/beregu dan pertandingan individu/perorangan, pertandingan perorangan selanjutnya dapat dibagi kedalam divisi-divisi berat badan dan kategori terbuka. Divisi berat badan dapat dibagi kedalam putaran-putaran. istilah putaran juga menggambarkan pertandingan kumite perorangan antara pasangan lawan dari anggota tim.
PENJELASAN :Satu putaran adalah satu penampilan dalam satu pertandingan yang mengarah pada identifikasi akhir dari para finalis. dalam satu eliminasi pertandingan kumite, satu putaran mengeliminasi lima puluh persen dari kontestan dalam putaran ini, termasuk kekosongan kontestan (bye), dalam konteks ini putaran dapat diterapkan secara bersamaan pada satu panggung/arena apakah pada tahap eliminasi atau referchange dalam 1 matriks atau pertandingan robin berputar, satu putaran memungkinkan satu kontestan untuk berada dalam satu poli untuk bertarung dalam sekali waktu.
2. Tidak ada kontestan yang dapat diganti
dalam pertandingan perorangan.
3.
Kontestan perorangan atau beregu yang tidak hadir ketika dipanggil akan
didiskualifikasi (KIKEN) dari kategori ini.
PENJELASAN :
Pemaggilan nama kontestan menyebabkan masalah pengucapan dan identifikasi.
penomoran turnamen harus dialokasikan dan digunakan.
PENJELASAN :
Pemaggilan nama kontestan menyebabkan masalah pengucapan dan identifikasi.
penomoran turnamen harus dialokasikan dan digunakan.
4. Dalam pertandingan beregu, setiap anggota tim harus telah
terdaftar, tim putra terdiri dari 7 orang degan 5 orang yang bertanding
selama satu putaran. tim putri terdiri dari 4 orang dengan 3 orang yang
bertanding dalam setiap putaran.
5.
Semua kontestan adalah semua anggota dari tim yang telah didaftarkan,
tidak ada anggota cadangan yang tidak terdaftar (tidak ada pendaftaran
baru).
PENJELASAN :Ketika berbaris sebelum pertandingan, satu tim harus menampilkan pemain yang sesungguhnya. Pemain dan pelatih yang tidak bertanding tidak akan dimasukkan dan akan ditempatkan pada area yang terletak di sisi luar arena.
PENJELASAN :Ketika berbaris sebelum pertandingan, satu tim harus menampilkan pemain yang sesungguhnya. Pemain dan pelatih yang tidak bertanding tidak akan dimasukkan dan akan ditempatkan pada area yang terletak di sisi luar arena.
Tim putra supaya boleh bertarung, harus
menghadirkan paling sedikit 3 peserta, dan tim putri paling sedikit 2
peserta, kalau jumlah kurang dari itu dinyatakan KIKEN.
6. Sebelum pertandingan satu wakil dari tim
akan harus sudah menyerahkan ke meja petugas, formulir resmi yang
menggambarkan nama-nama dan urutan pemain dari anggota tim peserta
diambil dari tim yang jumlah anggotanya 7 atau 4, dan urutan bertarung
mereka bisa dirubah untuk setiap putaran, sehingga menghasilkan urutan
bertarung baru yang sudah dilaporkan, tapi sekali dilaporkan tidak boleh
dirubah lagi sampai putaran itu selesai.
PENJELASAN :Formulir urutan pemain dapat diserahkan oleh pelatih atau pemain terpilih dari tim. Jika pelatih menyerahkan formulir, pelatih harus secara jelas teridentifikasi, kalau tidak ia akan ditolak. Daftar pemain harus sudah termasuk nama, negara atau club, warna sabuk yang dialokasikan kepada tim untuk pertandingan dari anggota tim. Baik nama-nama pemain dan nomor peserta turnamen dimasukkan dan formulir harus ditandatangani oleh pelatih atau wakil yang dipilih.
PENJELASAN :Formulir urutan pemain dapat diserahkan oleh pelatih atau pemain terpilih dari tim. Jika pelatih menyerahkan formulir, pelatih harus secara jelas teridentifikasi, kalau tidak ia akan ditolak. Daftar pemain harus sudah termasuk nama, negara atau club, warna sabuk yang dialokasikan kepada tim untuk pertandingan dari anggota tim. Baik nama-nama pemain dan nomor peserta turnamen dimasukkan dan formulir harus ditandatangani oleh pelatih atau wakil yang dipilih.
7.
Satu tim akan didiskualifikasi jika ada anggota atau pelatihnya merubah
komposisi tim atau urutan pemain tanpa pemberitahuan tertulis sebelum
pertandingan.
PENJELASAN :Jika terdapat kesalahan dalam pemanggilan nama dan kontestan yang salah terus bertanding maka pertandingan itu dinyatakan tidak sah, untuk menghindari kesalahan pemenang dari pertandingan harus mengkonfirmasikan kemenangan melalui petugas administrasi sebelum meninggalkan pertandingan.
PENJELASAN :Jika terdapat kesalahan dalam pemanggilan nama dan kontestan yang salah terus bertanding maka pertandingan itu dinyatakan tidak sah, untuk menghindari kesalahan pemenang dari pertandingan harus mengkonfirmasikan kemenangan melalui petugas administrasi sebelum meninggalkan pertandingan.
2.1. DURASI PERTANDINGAN
1. Durasi dari pertandingan kumite adalah selama 3 (tiga) menit untuk kumite pria senior (baik perorangan atau beregu) dan 2 (dua) menit untuk wanita, yunior dan usia dini (cadet).
2. Pengatur waktu pertandingan dimulai ketika wasit memberi tanda
untuk memulai dan berhenti setiap ia berseru YAME.
3. Pencatat waktu
akan memberi tanda dengan/melalui bel yang bersuara sangat jelas atau
dengan pluit, menandakan waktu sisa 30 detik atau waktu telah habis,
tanda waktu tersebut merupakan akhir dari suatu partai pertandingan.
Luas
Lapangan Pertandingan
Arena pertandingan untuk Melakkukan Pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.Pada Kumite Shiai (kumite pertandingan) yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF, idealnya adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar adalah batas jogai dimana karateka yang sedang bertanding tidak boleh menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karateka yang sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang lingkup matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah arena bertanding efektif.
Arena pertandingan untuk Melakkukan Pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.Pada Kumite Shiai (kumite pertandingan) yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF, idealnya adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi kedalam tiga warna yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar adalah batas jogai dimana karateka yang sedang bertanding tidak boleh menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karateka yang sedang bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang lingkup matras yang paling dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah arena bertanding efektif.

Peralatan
Di Dalam Pertandingan Karate
1.
Karategi (pakaian) karate) untuk kontestan / peserta
2. Hand Protector (pelindung tangan)
3. Shin Guard (Pelindung kaki)
4. Obi (ikat pinggang) untuk masing-masing kontestan / peserta yang berwarna merah (AKA) dan biru (AO)
5. Peralatan lain diperbolehkan tetapi tidak menjadi keharusan adalah :
a. Gum Shield (pelindung gigi); dibeberapa pertandingan menjadi keharusan.
b. Body Protector (pelindung badan) untuk kontestan / peserta putri.
c. Groin Protector (pelindung kelamin) untuk kontestan / peserta pria.
6. Pluit untuk arbitrator (alat tulis).
7. Seragam wasit / juri
a. Baju berwarna putih.
b. Celana berwarna abu-abu.
c. Dasi panjang berwarna merah.
d. Sepatu karet tanpa sol berwarna hitam.
8. Scoring Board (Papan nilai).
9. Administrasi pertandingan.
10. Lampu, berwarna merah, kuning, hijau sebagai tanda waktu pertandingan.
11. Stop Watch (pencatat waktu).
2. Hand Protector (pelindung tangan)
3. Shin Guard (Pelindung kaki)
4. Obi (ikat pinggang) untuk masing-masing kontestan / peserta yang berwarna merah (AKA) dan biru (AO)
5. Peralatan lain diperbolehkan tetapi tidak menjadi keharusan adalah :
a. Gum Shield (pelindung gigi); dibeberapa pertandingan menjadi keharusan.
b. Body Protector (pelindung badan) untuk kontestan / peserta putri.
c. Groin Protector (pelindung kelamin) untuk kontestan / peserta pria.
6. Pluit untuk arbitrator (alat tulis).
7. Seragam wasit / juri
a. Baju berwarna putih.
b. Celana berwarna abu-abu.
c. Dasi panjang berwarna merah.
d. Sepatu karet tanpa sol berwarna hitam.
8. Scoring Board (Papan nilai).
9. Administrasi pertandingan.
10. Lampu, berwarna merah, kuning, hijau sebagai tanda waktu pertandingan.
11. Stop Watch (pencatat waktu).
PERATURAN PERTANDINGAN KARATE ( KATA )
1. PERATURAN PERTANDINGAN KATA
==========================================
Dalam pertandingan KATA sistim eliminasi dengan referchange akan diterapkan.
Para kontestan diharapkan untuk menampilkan pertandingan
KATA WAJIB (SHITEI) dan
KATA BEBAS (TOKUI) selama pertandingan.
KATA yang digunakan akan sesuai dengan aliran Karate-do yang diakui oleh WKF berdasarkan oleh sistim Goju, Shito, dan Wado.
Ketika menampilkan SHITEI KATA, tidak diperbolehkan melakukan variasi.
Ketika menampilkan TOKUI KATA, kontestan dapat memilih kata yang akan dimainkan, variasi ringan diperbolehkan sepanjang diperbolehkan aliran yang bersangkutan.
Tabel skor akan menampilkan pilihan KATA dari setiap periode dan setiap ronde.
Kontestan harus menampilkan KATA yang berbeda dalam setiap putaran. Sekali KATA sudah dimainkan maka tidak boleh diulang.
Dalam Sistem referchange (Eliminasi) boleh menampilkan SHITEI atau TOKUI.
Pada final, pertandingan KATA beregu, dua tim finalis akan menampilkan KATA, pilihan mereka dari KATA TOKUI dalam cara yang normal. Kemudian mereka akan menampilkan satu demonstrasi dari arti kata (BUNKAI), waktu yang diizinkan untuk demonstrasi BUNKAI adalah 5 (lima) menit. Pencatat waktu akan mulai penghitungan pada saat peragaan dimulai dengan peragaan awal BUNKAI KATA dan berhenti sesudah BUNKAI ditampilkan, tim yang melebihi 5 (lima) menit akan didiskualifikasi, penggunaan peralatan tradisional dan perlengkapan lainnya tidak diizinkan.
1.1 .KRITERIA
UNTUK KEPUTUSAN==========================================
Kata
(Jurus);
Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk putera maupun puteri.Pada pertandingan kata ini Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: kata perorangan dan kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan kata, para peserta yang memasuki babak final diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari aliraan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:
Pertandingan KATA terdiri dari
pertandingan perorangan dan tim (Kata beregu).Untuk pertandingan Kata
Beregu (Tim) yang Satu timnya terdiri dari tiga orang. Setiap tim
terdiri dari putra dan putri. Pertandingan
perorangan KATA terdiri dari pertandingan perorangan secara terpisah
dalam bagian putra dan putri.Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk putera maupun puteri.Pada pertandingan kata ini Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: kata perorangan dan kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh 3 orang. Setelah melakukan peragaan kata, para peserta yang memasuki babak final diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata (bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari aliraan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:
Dalam pertandingan KATA sistim eliminasi dengan referchange akan diterapkan.
Para kontestan diharapkan untuk menampilkan pertandingan
KATA WAJIB (SHITEI) dan
KATA BEBAS (TOKUI) selama pertandingan.
KATA yang digunakan akan sesuai dengan aliran Karate-do yang diakui oleh WKF berdasarkan oleh sistim Goju, Shito, dan Wado.
Ketika menampilkan SHITEI KATA, tidak diperbolehkan melakukan variasi.
Ketika menampilkan TOKUI KATA, kontestan dapat memilih kata yang akan dimainkan, variasi ringan diperbolehkan sepanjang diperbolehkan aliran yang bersangkutan.
Tabel skor akan menampilkan pilihan KATA dari setiap periode dan setiap ronde.
Kontestan harus menampilkan KATA yang berbeda dalam setiap putaran. Sekali KATA sudah dimainkan maka tidak boleh diulang.
Dalam Sistem referchange (Eliminasi) boleh menampilkan SHITEI atau TOKUI.
Pada final, pertandingan KATA beregu, dua tim finalis akan menampilkan KATA, pilihan mereka dari KATA TOKUI dalam cara yang normal. Kemudian mereka akan menampilkan satu demonstrasi dari arti kata (BUNKAI), waktu yang diizinkan untuk demonstrasi BUNKAI adalah 5 (lima) menit. Pencatat waktu akan mulai penghitungan pada saat peragaan dimulai dengan peragaan awal BUNKAI KATA dan berhenti sesudah BUNKAI ditampilkan, tim yang melebihi 5 (lima) menit akan didiskualifikasi, penggunaan peralatan tradisional dan perlengkapan lainnya tidak diizinkan.
1. Pertandingan KATA harus ditampilkan dengan kemampuan dan harus mendemonstrasikan satu pemahaman yang jelas terhadap prinsip tradisional yang terkandung didalamnya. Dalam menilai penampilan kontestan (perorangan) atau tim juri akan melihat pada :
* Satu demonstrasi yang sebenarnya dari arti KATA.
* Pemahaman dari teknik yang digunakan (BUNKAI).
* Ketetapan waktu, ritme, kecepatan, keseimbangan, dan fokus kekuatan (KIME).
* Pernafasan yang baik dan benar sebagai penolong dalam hal KIME.
* Fokus perhatian yang benar (CHAKUGAN) dan konsentrasi.
* Kuda-kuda yang benar (DACHI) dengan penekanan pada kaki yang benar dan telapak kaki datar pada lantai.
* Penekanan yang baik pada perut (HARA) dan tidak ada gerak ke atas atau ke bawah dari pinggul ketika bergerak.
* Bentuk yang benar (KIHON) dari gaya yang ditampilkan.
* Penampilan juga harus dievaluasi dengan maksud untuk melihat hal-hal lainnya. Sebagaimana tingkat kesulitan dari KATA yang ditampilkan.
* Dalam KATA beregu sinkronisasi tanpa aba-aba eksternal adalah merupakan nilai lebih.
PENJELASAN :KATA adalah bukan pertunjukan tarian atau gerakan sandiwara, KATA harus terkait dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip tradisional. KATA harus realistis dalam artian perkelahian dan menampilkan konsentrasi, tenaga dan potensi dari dampak teknik yang dilakukan. KATA harus menunjukkan kelembutan, tenaga, dan kecepatan seperti halnya kelembutan, ritme, dan keseimbangan.
Dalam KATA beregu semua anggota tim harus memulai KATA dengan menghadap arah yang sama dan menghadap pada Chief Jugde.
KATA beregu harus mendemonstrasikan kemampuan di semua aspek dari penampilan KATA dengan serempak.
2. Kontestan yang menampilkan variasi pada SHITEI KATA akan didiskualifikasi.
PENJELASAN :Perintah untuk memulai dan menghentikan penampilan dengan cara menghentakkan kaki, pemukulan dada, tangan, atau karategi dan mengeluarkan nafas yang tidak sewajarnya, semuanya merupakan contoh dari aba-aba tambahan dan harus dipertimbangkan oleh Panel Wasit saat mengambil keputusan.
3. Kontestan yang berhenti pada saat KATA berlangsung (SHITEI atau TOKUI) atau menampilkan KATA yang berbeda dengan yang diumumkan atau yang dicatat pada tabel skor akan didiskualifikasi.
PENJELASAN :Merupakan tanggung jawab dari pelatih dan kontestan untuk memastikan bahwa kata yang didaftarkan pada tabel skor adalah sesuai untuk setiap ronde.
4. Kontestan yang menampilkan KATA yang tidak diizinkan atau mengulangi KATA akan didiskualifikasi.
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu dan Shito-ryu, dengan perincian sebagai berikut:
SHITEI KATA
================
================
SHOTOKAN | WADO-RYU | GOJU-RYU | SHITO-RYU |
Jion | Seishan | Seipai | Bassai Dai |
Kanku-dai | Chinto | Saifa | Seienchin |
=======================
SHOTOKAN =========== Bassai-dai |
Bassai-Sho |
Kanku-dai |
Kanku-sho |
Tekki-Shodan |
Tekki-Nindan |
Tekki-Sandan |
Hangetsu |
Jitte |
Enpi |
Gankaku |
Jion |
Sochin |
Ninjushiho-Sho |
Gojushiho-Dai |
Gojushiho-Sho |
Chinte |
Unsu |
Meikyo Wankan Jiin |
WADO-RYU =========== |
Kushanku |
Naihanchi |
Seishan |
Chinto |
Passai |
Niseishi |
Rohai |
Wanshu |
Jion |
Jitte |
GOJU-RYU ========== |
Sachin |
Saifa |
Seiyunchin |
Shisochin |
Sanseru |
Seisan |
Seipai |
Kururunfa |
Suparimpei |
Tensho |
SHITO-RYU ============== |
|||||||||||||||||||||||
Jitte | |||||||||||||||||||||||
Jion | |||||||||||||||||||||||
Jiin | |||||||||||||||||||||||
Matsukaze | |||||||||||||||||||||||
Wanshu | |||||||||||||||||||||||
Rohai | |||||||||||||||||||||||
Bassai-Dai | |||||||||||||||||||||||
Bassai-Sho | |||||||||||||||||||||||
Tomai Bassai | |||||||||||||||||||||||
Matsumura Bassai | |||||||||||||||||||||||
Kosokun-Dai | |||||||||||||||||||||||
Kosokun-Sho | |||||||||||||||||||||||
Kosokun-Shiho | |||||||||||||||||||||||
Chinto | |||||||||||||||||||||||
Chinte | |||||||||||||||||||||||
Seienchin | |||||||||||||||||||||||
Sochin | |||||||||||||||||||||||
Niseishi | |||||||||||||||||||||||
Gohushisho
|
Falsafah Karate
1. Rakka (Bunga yang berguguran) Ia adalah konsep
bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia bermaksud setiap teknik
pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan
menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga
diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga
dari pokok tersebut akan jatuh berguguran.
2. Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air) Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danau tersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.
1.FILOSOFI KARATE
Karate sangat dipengaruhi oleh Filosofi yang harus di pahami dan di mengerti oleh para Sempai(pelatih/instruktur) maupun Kohai (siswanya). Agar mereka mencapai DO (jalan yang sebenarnya).
Untuk mencapai DO maka para Karateka harus senantiasa memiliki :
REI (sikap saling menghormati)
MEIKYO (berpikir positif),
MUGA (berkosentrasi penuh)
USHIN (melekat pada ajaran),
SHUBAKU (senantiasa berhati lembut),
TAI NO SEN (senantiasa memiliki inisiatif),
KEIKO (rajin).
Apabila filosofi dipraktekan maka akan lahir para Karateka yang disiplin, jujur, percaya diri, sehat dan kuat. Hal ini amat relevan bagi profil prajurit yang harus tanggap, tangguh dan berani. Bagi para Karateka yang telah menjiwai latihan Karate secara sungguh-sungguh melalui latihan yang terus menerus dan teratur akan menemukan MYO (rahasia yang tersembunyi) berupa lahirnya intuisi, kekuatan fisik dan spiritual yang terkadang tidak dapat dicerna dengan akal sehat
seperti mampu memecah benda- benda keras (SHIWARI), SINKANG (melompat tinggi) dan memiliki kekuatan super sebagaimana yang dialami para leluhur beladiri Karate.
Benar apa yang diucapkan Gichin Funakoshi bahwa Tuhan telah menciptakan alam dan tubuh manusia dengan berbagai tujuan. Tetapi barang siapa yang menggunakan kepalan tangan tanpa tujuan yang mulia dan perhitungan yang matang maka ia akan kehilangan harga dirinya di hadapan Tuhan dan manusia.
2. Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air) Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danau tersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.
1.FILOSOFI KARATE
Karate sangat dipengaruhi oleh Filosofi yang harus di pahami dan di mengerti oleh para Sempai(pelatih/instruktur) maupun Kohai (siswanya). Agar mereka mencapai DO (jalan yang sebenarnya).
Untuk mencapai DO maka para Karateka harus senantiasa memiliki :
REI (sikap saling menghormati)
MEIKYO (berpikir positif),
MUGA (berkosentrasi penuh)
USHIN (melekat pada ajaran),
SHUBAKU (senantiasa berhati lembut),
TAI NO SEN (senantiasa memiliki inisiatif),
KEIKO (rajin).
Apabila filosofi dipraktekan maka akan lahir para Karateka yang disiplin, jujur, percaya diri, sehat dan kuat. Hal ini amat relevan bagi profil prajurit yang harus tanggap, tangguh dan berani. Bagi para Karateka yang telah menjiwai latihan Karate secara sungguh-sungguh melalui latihan yang terus menerus dan teratur akan menemukan MYO (rahasia yang tersembunyi) berupa lahirnya intuisi, kekuatan fisik dan spiritual yang terkadang tidak dapat dicerna dengan akal sehat
seperti mampu memecah benda- benda keras (SHIWARI), SINKANG (melompat tinggi) dan memiliki kekuatan super sebagaimana yang dialami para leluhur beladiri Karate.
Benar apa yang diucapkan Gichin Funakoshi bahwa Tuhan telah menciptakan alam dan tubuh manusia dengan berbagai tujuan. Tetapi barang siapa yang menggunakan kepalan tangan tanpa tujuan yang mulia dan perhitungan yang matang maka ia akan kehilangan harga dirinya di hadapan Tuhan dan manusia.
Mengenal lebih dekat dengan “Bushido”
Bushido (武士道
secara harfiah berarti “tatacara ksatria”) adalah sebuah kode etik
kepahlawanan golongan Samurai dalam feodalisme Jepang. Samurai sendiri
adalah sebuah strata sosial penting dalam tatanan masyarakat feodalisme
Jepang.
Secara
resmi, Bushido dikumandangkan dalam bentuk etika sejak zaman Shogun
Tokugawa. Makna bushido itu sendiri adalah sikap rela mati
negara/kerajaan dan kaisar. Biasanya para samurai dan Shogun rela
mempartaruhkan nyawa demi itu,jika ia gagal,ia akan melakukan seppuku
(harakiri).Bushido sudah dilakukan pada saat perang dunia II, yaitu
menjadi prajurit berani mati.
Bushido
berasal dari dua dasar kata, dimana “Bushi” yang berarti kesatria dan
“Do” yang berarti jalan/tata cara/kode etik. Kata “Bushi” dapat di bagi
lagi menjadi kata “Bu” yang berarti untuk menghentikan, dimana definisi
dari kata “Bu” ini adalah menghindari terjadinya kekerasan dan
penggunaan senjata. Sementara kata “Shi” yang dapat diartikan sebagai
seseorang yang mempunyai peringkat dengan cara belajar.
Namun
arti kata “Bushi” sepertinya untuk memberikan arti “setiap orang yang
menjaga kedamaian baik secara diplomatis maupun dengan penggunaan
senjata. Sehingga secara keseluruhan arti kata “Bushido” dapat berarti
suatu jalan atau metode untuk menjaga perdamaian yang dilakukan secara
diplomasi maupun menggunakan senjata.
Sesungguhnya
“Bushido” merupakan suatu kombinasi dari berbagai aturan/ajaran dari
berbagai lembaga kesatuan. Bushido sesungguhnya secara mendasar
merupakan suatu mekanisme dari prinsip-prinsip system moral. Mereka yang
mendapatkan pelajaran mengenai prinsip pedoman aturan itu diharapkan
dalam melaksanakannya.
Bushido
mengikuti sebuah kerangka dasar yang terdiri dari “chi”
(kebijaksanaan), “jin” (kebajikan) dan “yu” (keberanian). Terdapat
beberapa sumber untuk pedoman dari Bushido. Sumber pertama adalah agama
budha. Di agama budha terdapat tiga prinsip dasar yaitu rasa tenang,
percaya pada takdir dan penyerahan diri pada penghinaan yang tidak
terelakkan pada pasangan kehidupan yang dekat dengan kematian serta
ketabahan dan ketenangan dalam menghadapi bencana.
Zen
adalah sumber yang lain dari Bushido. Zen mengaplikasikan kontemplasi
dan berusaha secara konstan untuk mencapai keunggulan sehingga untuk
mencapai tingkat pemikiran yang berada di luar jangkauan ekspresi
verbal. Agama Shinto juga salah satu sumber dari Bushido. Pada ajaran
agama Shinto, menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi sesuatu dengan
menghindari perbuatan dosa/kesalahan. Dijelaskan pulan bahwa “…hati
manusia…ketika benar, tenang dan jelas akan mencerminkan citra
keilaihan/ketuhanan”.
Konfusius
adalah asal kata akhir dari Bushido. Konfusius mengatakan bahwa
terdapat lima hubungan moral yaitu Majikan-Pelayan, Ayah-Anak,
Suami-Istri, Adik-Kakak, dan Teman-Teman. Kombinasi dari semua aspek
tersebut memberikan dasar pada arti kata Bushido.
Dalam
dunia modern seperti sekarang ini, Bushido masih sering dipraktekkan.
Walaupun tidak secara utuh pelaksanaannya, saat ini pelaksanaan Bushido
hampir mempunyai kesamaan dengan Bushido yang dipraktekkan sekitar 800
tahun yang lalu.
Aspek
pertama dari Bushido adalah Kejujuran, dimana tugas individual untuk
berani menggunakan penilaian secara benar pada penyebab kemuliaan.
Biasanya mereka disebut dengan nama “Gishi” atau seseorang yang jujur
dimana telah menguasai seni pelaksanaan kejujuran. Mereka yang telah
menguasai moral kejujuran juga memiliki keberanian.
Aspek
berikutnya pada Bushido adalah “Gagah berani”. Gagah berani tidak hanya
diartikan secara fisik tetapi juga melakukan suatu keberanian secara
benar, dilakukan pada saat yang tepat. Siapa saja dapat berada
ditengah-tengah pertempuran dan mungkin dapat terbunuh, hal ini biasanya
disebut dengan “kematian yang sia-sia.” Mengutip dari kalimat pangeran
Mito yang menyatakan bahwa “Ini suatu keberanian yang benar pada hidup
dan mati jika dilakukan dilakukan dengan cara yang benar.”
Aspek
ketiga dari Bushido adalah Kebajikan. Samurai di ajarkan untuk memiliki
“Bushi no Nasaki”. Bushi berarti “kesatria”, no berarti “dengan” Nasaki
berarti “kelembutan” atau dapat diartikan secara utuh “kelembutan
seorang ksatria”. Meskipun ajaran belas kasihan dianggap sebagai
karakteristik yang feminim, para samurai masih menganut ajaran tersebut.
Seorang pangeran dari Shirakawa menjelaskan bahwa Kebajikan yang baik
adalah “ Meskipun mereka mungkin akan melukai perasaan anda, terdapat
tiga hal yang hanya kamu lakukan untuk memaafkan, hembusan angin yang
akan memantulkan belas kasih anda, amarah anda yang dapat anda
kendalikan/sembunyikan, dan seseorang yang berusaha berselisih dengan
anda.”
Aspek
berikutnya dari Bushido adalah kesopanan. Setiap orang dapat
berpura-pura untuk tulus dan menjadi panutan orang lain tetapi hal ini
bukan nilai dari sopan santun itu. Orang-orang jepang sangat baik karena
satu alas an. Hal itu adalah perasaan pada orang lain. Sopan santun
adalah sebuah kelemahan sifat jika dilakukan hanya pada ketakutan pada
saat takut menyinggung perasaan secara baik.
Sikap
berikutnya dari Bushido adalah Kebenaran. Berbohong pada samurai
biasanya dianggap sebagai pengecut dan tidak terhormat. Kata seorang
samurai biasanya cukup dari untuk menggambarkan suatu kesepakatan yang
pernah dilakukan yang tidak pernah dilanggar. Mereka yang mempraktekkan
Bushido pada saat ini berusaha untuk melakukan nilai kejujuran.
Aspek
berikutnya dari Bushido adalah kehormatan. Kehormatan adalah seperti
sebuah bekas sayatan atau goresan di pohon pada saat itu, bukannya
merendahkan dan membantu untuk memperbesar sayatan itu. Istilah ini
merupakan pepatah kuno samurai. Kehormatan dapat didefinisikan sebagai
kesadaran hidup yang bermartabat secara pribadi dan layak. Kehormatan
selalu berjalan beriringan dengan bunuh diri. Seorang samurai selalu
menempatkan sedemikian tinggi falsafah kehormatan, dan hal itu biasanya
sering menjadi alasan yang cukup untuk mengambil nyawa sendiri.
seorang samurai melaksanakan “Seppuku” dan “hara-kiri”.
“Seppuku”
berarti membunuh diri sendiri. Sedangkan “Hara-kiri” terdiri dari dua
kata, dimana “Hara” dapat berarti perut dan “kiri” yang berarti
membunuh. Nyawa dikatakan berada pada perut, sehingga praktek yang
mengerikan dari penyiksaan diri sendiri menjadi legal.
Aspek
berikutnya adalah Loyalitas/Kesetiaan. Konfusius menggarisbawahi bahwa
loyalitas/kesetiaan adalah hal yang sangat penting. Anak-anak yang
diajarkan untuk mengorbankan sesuatu pada pemimpin. Tetapi kesetiaan ini
hampir dilupakan sebagai sesuatu ajaran feudal yang punah. Padahal
kesetiaan pada pemimpin adalah sesuatu yang dapat ditransformasikan ke
dalam sifat patriotism pada Negara dan dapat menginspirasi perasaan
nasionalisme.
Aspek
terakhir dari Bushido adalah Kontrol diri. Samurai tidak pernah
memperlihatkan ekspresi apa saja mengenai perasaannya, dan tidak
memasukkan perasaannya pada orang lain. Seorang samurai yang diajarkan
sejak usia awal untuk belajar mengatur diri sendiri secara maksimal.
Sumber : KKI ( Kushin Ryu "M" Karate-Do Indonesia) -Tri Sutrisno
Semangat untuk berprestasi
Mengapa
ada orang-orang yang mempunyai energi yang begitu besar untuk
mendapatkan dan meraih sesuatu yang dicita-citakan? Mengapa ada orang
yang penuh gairah semangat dalam menghadapi tantangan?Dan mengapa ada
orang yang sangat ingin berprestasi?
Terlepas dari apa motivasi seseorang itu meraih prestasi, kesemuanya itu mempunyai kesamaan, yaitu mempunyai energi lebih yang melimpah dalam diri mereka, berani menghadapi tantangan dan ambisi besar untuk diwujudkan. Mengapa banyak pakar perilaku berpendapat bahwa keberhasilan adalah sikap.
Terlepas dari apa motivasi seseorang itu meraih prestasi, kesemuanya itu mempunyai kesamaan, yaitu mempunyai energi lebih yang melimpah dalam diri mereka, berani menghadapi tantangan dan ambisi besar untuk diwujudkan. Mengapa banyak pakar perilaku berpendapat bahwa keberhasilan adalah sikap.
Salah
satu faktor yang menyebabkan seorang terus gigih meraih prestasi adalah
kemampuan untuk menghidupkan dan mengobarkan semangat untuk senantiasa
berprestasi dalam hidupnya.
Berikut ini terdapat beberapa tips yang dapat digunakan untuk mengobarkan semangat untuk meraih prestasi :
Berikut ini terdapat beberapa tips yang dapat digunakan untuk mengobarkan semangat untuk meraih prestasi :
1. Jadilah diri sendiri
Jika cita-cita anda untuk berprestasi mengalahkan orang lain, anda akan segera kehabisan energi positif diri anda dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Dorongan yang muncul lebih banyak bersifat negatif yang dapat mengganggu kejernihan pandangan anda. Jangan bandingkan diri anda dengan orang lain, kenali saja diri anda dan jadilah diri sendiri.
Jika cita-cita anda untuk berprestasi mengalahkan orang lain, anda akan segera kehabisan energi positif diri anda dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Dorongan yang muncul lebih banyak bersifat negatif yang dapat mengganggu kejernihan pandangan anda. Jangan bandingkan diri anda dengan orang lain, kenali saja diri anda dan jadilah diri sendiri.
Menyusun Strategi
Buatlah rencana gambaran besar cita-cita yang ingin anda raih di masa
depan. Buatlah sesulit mungkin, namun percayalah anda dapat mencapainya.
Kemudian kembangkan dalam kelompok target jangka pendek serta tentukan
kapan anda akan meraihnya. Perjalanan sejauh ribuan kilometer akan dapat
dilalui dengan selangkah demi selangkah.
Belajar terus
Jangan pernah berhenti untuk belajar, namun tidak harus mempelajari kesemuanya. Belajar mengenali kekuatan pada diri anda sendiri untuk menjadi seorang ahli agar mampu menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan sebaik-baiknya. Mempelajari semua hal memang baik untuk menambah wawasan dan kebijakan namun jika anda tidak mempunyai satu keahlian yang menjadi keunikan diri anda sendiri, maka anda tidak akan pernah tahu apa yang anda inginkan.
Jangan pernah berhenti untuk belajar, namun tidak harus mempelajari kesemuanya. Belajar mengenali kekuatan pada diri anda sendiri untuk menjadi seorang ahli agar mampu menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan sebaik-baiknya. Mempelajari semua hal memang baik untuk menambah wawasan dan kebijakan namun jika anda tidak mempunyai satu keahlian yang menjadi keunikan diri anda sendiri, maka anda tidak akan pernah tahu apa yang anda inginkan.
Melakukan apa yang sesuai
Lakukan apa yang anda senangi dan cintai. Ini akan menumbuhkan semangat dan kesenangan dalam apa yang anda lakukan. Anda akan dapat menemukan bahwa suatu keberhasilan bukan sesuatu yang ada di depan sana. Namun berjalan seiring dengan apa yang anda kerjakan.
Lakukan apa yang anda senangi dan cintai. Ini akan menumbuhkan semangat dan kesenangan dalam apa yang anda lakukan. Anda akan dapat menemukan bahwa suatu keberhasilan bukan sesuatu yang ada di depan sana. Namun berjalan seiring dengan apa yang anda kerjakan.
Jangan pernah mensia-siakan peluang
Jangan terlalu banyak memikirkan masalah keuangan atau penghasilan yang anda peroleh. Jauh lebih penting anda memperoleh tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuan anda. Kemudian bersungguh-sungguh melakukannya. Pikiran bagaimana anda dapat memperbaiki keadaan yang ada dalam tanggung jawab anda. Seringkali keberhasilan besar tersembunyi di balik peluang yang kelihatannya sepele
Jangan terlalu banyak memikirkan masalah keuangan atau penghasilan yang anda peroleh. Jauh lebih penting anda memperoleh tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuan anda. Kemudian bersungguh-sungguh melakukannya. Pikiran bagaimana anda dapat memperbaiki keadaan yang ada dalam tanggung jawab anda. Seringkali keberhasilan besar tersembunyi di balik peluang yang kelihatannya sepele
Tentukan kegembiraan dalam setiap langkah
Perhatikan anak-anak kecil belajar, mereka senantiasa memperlihatkan kegembiraan saat berangkat sekolah, saat di kelas, istirahat dan saat mereka pulang, bahkan saat mereka beraktivitas dirumah. Segala sesuatu yang dilakukan dengan keceriaan akan memberikan perasaan untuk menyenangi apa pekerjaan yang dilakukan.
Perhatikan anak-anak kecil belajar, mereka senantiasa memperlihatkan kegembiraan saat berangkat sekolah, saat di kelas, istirahat dan saat mereka pulang, bahkan saat mereka beraktivitas dirumah. Segala sesuatu yang dilakukan dengan keceriaan akan memberikan perasaan untuk menyenangi apa pekerjaan yang dilakukan.
Tidak bersedih atas kegagalan
Kegagalan yang terjadi dalam setiap pencapaian target seharusnya tidak menjadikan seseorang menjadi pribadi yang trauma dan senantiasa di bayang-bayangi perasaan tersebut. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, mengambil pelajaran dari kegagalan adalah hal yang luar biasa.
Kegagalan yang terjadi dalam setiap pencapaian target seharusnya tidak menjadikan seseorang menjadi pribadi yang trauma dan senantiasa di bayang-bayangi perasaan tersebut. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, mengambil pelajaran dari kegagalan adalah hal yang luar biasa.
Berdoa
Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa adalah salah satu usaha yang dapat dikatakan faktor penentu apakah kita akan tetap pada jalur dalam pencapaian target. Berdoa adalah fungsi kontrol manusia yang akan mengawal kita dalam pencapaian target sasaran.
Sumber : KKI ( Kushin Ryu "M" Karate-Do Indonesia) -Tri Sutrisno
Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa adalah salah satu usaha yang dapat dikatakan faktor penentu apakah kita akan tetap pada jalur dalam pencapaian target. Berdoa adalah fungsi kontrol manusia yang akan mengawal kita dalam pencapaian target sasaran.
Strategi untuk mengurangi gugup
Setiap
orang sering kali merasa sedikit gugup sebelum pertandingan besar atau
acara olahraga. Namun, bagi mereka yang mengalami gejala gugup berat
yang berhubungan dengan gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder atau SAD), kualitas kinerja motorik mereka akan sering terganggu.
Hubungan
antara kecemasan dan kinerja motorik begitu kuat sehingga semua bidang
psikologi olahraga dikhususkan untuk membantu mental para atlet sebelum
bertanding. Untungnya, kita dapat menggunakan beberapa strategi untuk
membantu mengatasi kegelisahan di pertandingan dan mengelola kecemasan
sebelum menjadi tidak terkendali.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi perasaan gugup sebelum bertanding adalah sebagai berikut :
1. Tetapkan Tujuan
Tujuan yang jelas membantu untuk mengukur keberhasilan – tetapi tujuan yang terlalu tinggi dapat membuat Anda kewalahan dan tidak yakin pada kemampuan Anda. Pilih tujuan yang dapat dicapai tetapi menantang, dan bila mungkin, memecah tugas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan serangkaian tujuan jangka pendek.
2. Teknik Relaksasi
Teknik relaksasi sangat membantu untuk mengurangi gejala fisik dari kecemasan seperti peningkatan denyut jantung, otot tegang dan pernapasan cepat dan dangkal. Teknik ini dapat digunakan setiap saat menjelang pertandingan atau kompetisi.
3. Mengembangkan Kepercayaan Diri
Hal ini dapat sulit untuk membayangkan menjadi percaya diri dalam kompetisi jika Anda biasanya runtuh di bawah tekanan. Namun, Anda dapat mengambil langkah nyata untuk membantu meningkatkan kepercayaan diri. Fokus pada kesuksesan masa lalu bukan kegagalan.
4. Fokus pada hal yang dapat anda kontrol
Jika Anda menemukan diri Anda khawatir tentang siapa yang di kerumunan mengamati anda, atau bahwa pesaing lainnya lebih baik dari Anda – mengingatkan diri Anda bahwa ini adalah aspek kompetisi yang di luar kendali Anda. Apa yang dapat mengendalikan adalah penampilan Anda sendiri, seberapa baik anda siap menghadapi kompetisi atau pertandingan.
5. Berdo’a
Berdo’a adalah hal yang paling mudah untuk dilakukan dalam rangka mengurangi rasa gugup di pertandingan atau kompetisi. Serahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha Esa mengenai hasil pertandingan, yang harus diyakini bahwa Tuhan selalu memberikan hasil yang terbaik bagi kita. Kalah atau menang dalam suatu pertandingan adalah hal yang biasa.
Sumber : KKI ( Kushin Ryu "M" Karate-Do Indonesia) -Tri Sutrisno
Tujuan yang jelas membantu untuk mengukur keberhasilan – tetapi tujuan yang terlalu tinggi dapat membuat Anda kewalahan dan tidak yakin pada kemampuan Anda. Pilih tujuan yang dapat dicapai tetapi menantang, dan bila mungkin, memecah tugas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan serangkaian tujuan jangka pendek.
2. Teknik Relaksasi
Teknik relaksasi sangat membantu untuk mengurangi gejala fisik dari kecemasan seperti peningkatan denyut jantung, otot tegang dan pernapasan cepat dan dangkal. Teknik ini dapat digunakan setiap saat menjelang pertandingan atau kompetisi.
3. Mengembangkan Kepercayaan Diri
Hal ini dapat sulit untuk membayangkan menjadi percaya diri dalam kompetisi jika Anda biasanya runtuh di bawah tekanan. Namun, Anda dapat mengambil langkah nyata untuk membantu meningkatkan kepercayaan diri. Fokus pada kesuksesan masa lalu bukan kegagalan.
4. Fokus pada hal yang dapat anda kontrol
Jika Anda menemukan diri Anda khawatir tentang siapa yang di kerumunan mengamati anda, atau bahwa pesaing lainnya lebih baik dari Anda – mengingatkan diri Anda bahwa ini adalah aspek kompetisi yang di luar kendali Anda. Apa yang dapat mengendalikan adalah penampilan Anda sendiri, seberapa baik anda siap menghadapi kompetisi atau pertandingan.
5. Berdo’a
Berdo’a adalah hal yang paling mudah untuk dilakukan dalam rangka mengurangi rasa gugup di pertandingan atau kompetisi. Serahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha Esa mengenai hasil pertandingan, yang harus diyakini bahwa Tuhan selalu memberikan hasil yang terbaik bagi kita. Kalah atau menang dalam suatu pertandingan adalah hal yang biasa.
Memaknai Sumpah Karate

Seorang Karateka berjiwa ksatria, sportif, berbudi pekerti luhur, tidak sombong dan rendah hati
Sanggup Patuh Pada Kejujuran (Makoto no michi o mamoru koto)
Seorang Karateka pantang berbohong, jujur pada diri sendiri dan orang lain, sehingga dapat dipercaya semua orang.
Sanggup Mempertinggi Prestasi (Doryoku no seishin o yashinau koto)
Sesuai tingkatan sabuk, seorang Karateka harus dapat meningkatkan kemampuan diri dari segi teknik, fisik dan keilmuan serta filosofi Karate-Do. Bagi para atlet harus rajin berlatih agar mampu meningkatkan prestasi yang sudah diraih.
Sanggup Menjaga Sopan Santun (Reigi o omonzuru koto)
Karateka adalah figur yang memiliki etika dalam kehidupan sehari-hari, baik di perguruan, pekerjaan dan pergaulan di masyarakat. Menghormati dan menghargai sesama Karateka (yunior, setara dan senior) maupun kepada orang lain.
Sebagaimana dinasihatkan Gichin Funakoshi: “Tanpa sopan santun kau tidak akan bisa berlatih Karate-Do. Hal ini tidak hanya berlaku selama latihan saja namun juga dalam hidupmu sehari-hari.”
Sanggup Menguasai Diri (Keki no yu o imashimuru koto)
Seorang Karateka yang menjiwai Karate-Do akan mampu mengendalikan emosinya. Lebih memilih menyelesaikan masalah dengan cara musyawarah daripada kepalan tangan. Selalu menghindari perkelahian daripada menimbulkan masalah apalagi mencederai orang lain. Teknik Karate hanya digunakan saat keadaan benar-benar memaksa dan tak ada jalan lain untuk menghindar.
Gichin Funakoshi mengingatkan; untuk mendapat seratus kemenangan dalam seratus pertarungan bukanlah kemampuan yang tertinggi. Untuk menaklukkan lawan tanpa bertarung adalah kemampuan yang tertinggi.
Sebuah renungan
Sumpah Karate diucapkan saat upacara tradisi Karate, di awal dan akhir latihan.
Jika latihan dua kali dalam seminggu, berarti seminggu empat kali mengucap sumpah.
Dalam sebulan, berarti enam belas kali mengucap sumpah.
Sebagai Karateka, apakah sikap dan tingkah laku kita sudah sesuai dengan sumpah yang kita ucapkan ratusan bahkan ribuan kali selama kita berlatih Karate?
Sejarah Karate
Sebuah teori mengatakan bahwa asal mula karate
berasal dari ilmu bela diri Okinawa. TE atau OKINAWA-TE
adalah seni bela diri asli setempat yang telah mengalami perkembangan
berabad-abad lamanya, dan kemudian banyak dipengaruhi oleh teknik
perkelahian yang dibawa oleh para ahli seni bela diri Cina yang
mengungsi ke Okinawa. Sekitar Abad ke5, seorang pendeta Budha yang
terkenal bernama Bodhidharma (Daruma Daishi) mengembara dari India ke
Cina untuk menyebarkan dan membetulkan agama Budha yang menyimpang
selama ini di Kerajaan Liang di bawah Kaisar Wu. Setelah perselisihannya
dengan Kaisar Wu karena perbedaan pandangan dalam ajaran agama Budha,
Bodhidharma mengasingkan diri di biara Shaolin Tsu di pegunungan Sung di
bagian Selatan Loyang Ibukota Kerajaan Wei. Di situlah dia melanjutkan
pengajarannya dalam agama Budha dan menjadi cikal-bakal Sekte Zen.
Para Rahib Budha Cina pada waktu itu begitu lemah
badannya, sehingga mereka tidak dapat menjalankan pelajaran-pelajarannya
dengan baik. Setelah dia tahu hal ini, dia memberikan Buku Kekuatan
Fisik kepada murid-muridnya, suatu buku petunjuk mengenai latihan fisik.
Buku ini mengajarkan teknik pukulan yang dinamakan 18 Arhat, yang
kemudian menjadi terkenal sebagai Shaolin Chuan. Suatu pendapat lain
mengatakan, bahwa cerita di atas tadi adalah dongeng semata-mata.
Bagaimanapun juga Bodhidharma adalah anak laki-laki ke-3 (tiga) dari
Raja India Selatan. Dan sebagai Pangeran, dia ahli ilmu perang yang
menjadi salah satu pendidikannya, hal serupa dengan Sakyamuni. Lagi pula
hanya orang dengan pikiran dan badan yang kuat yang dapat mengadakan
perjalanan yang demikian jauh dan banyak rintangannya.
Seorang ahli ilmu bela diri lain yang sangat terkenal
yang muncul pada jaman Dinasti Sung (920-1279 M) adalah Chang Sang Feng
(Thio Sam Hong). Awalnya Chang belajar ilmu bela diri pada Shaolin Tsu ,
kemudian mengasingkan diri di gunung Wutang (Butong). Di tempat inilah
dia mengamati macam-macam gerakan binatang, seperti kera, burung bangau,
dan ular. Berdasarkan pengamatannya, dia menciptakan gaya perkelahian
yang khas dengan pribadinya yang disebut aliran Wutang. Kalau Shaolin
Chuan hanya dipraktekkan oleh para Pendeta Budha, maka aliran Wutang ini
diperuntukkan orang awam yang tidak ada ikatan dengan aliran Kuil
manapun. Chang mengajarkan supaya menerima pukulan lawan dengan gaya
lemah gemulai seperti air yang mengalir dan menyerang dengan satu
kepastian untuk mengakhiri perlawanan dengan sekali pukul. Ciptaannya
didasari dengan gagasan tentang harus adanya gerak melingkar yang luwes
dan gerakan ujung yang tajam. Aliran ini selanjutnya punya dampak yang
luas di dalam perkembangan seni bela diri di China. Gaya aliran Wutang
ini segera tersebar merata di seluruh Wilayah China bagian utara yang
pada masa kemudian akan berkembang menjadi Taichi-Chuan, Hsingi-Chuan,
dan Pakua-Chuan.
Masih terdapat banyak tokoh seni
bela diri yang menciptakan gaya dan aliran masing-masing. Diantaranya
Chueh Yuan yang juga pernah belajar di Shaolin Tsu. Pada tahun 1151-1368
M dia berhasil menciptakan aliran baru dengan cara memperluas 18
pukulan Arhat menjadi 72 jurus. Dia berkeliling ke banyak Wilayah China
dan kemudian bertemu dengan Po Yu Feng yang menciptakan pukulan Wu
Chuan. Keduanya mengadakan kerja sama menciptakan satu aliran baru yang
mencapai 170 macam gaya ilmu pukulan, diantaranya Lima Tinju, Tinju
Naga, Tinju Harimau, Tinju Bangau, Tinju Macan Tutul, dan Tinju Ular. Di
seluruh Wilayah Cina yang begitu luas, berbagai macam gaya dan aliran
bela diri dikembangkan, yang akhirnya menyesuaikan diri dengan
sifat-sifat lingkungan di mana gaya dan aliran itu berkembang dan
dipraktekkan. Namun pada umumnya, berbagai aliran dan gaya yang ada
dapat dibagi menjadi dua aliran yaitu aliran UTARA dan aliran SELATAN.
Aliran Selatan berasal dari daerah Cina Selatan di
bagian hilir sungai Yang Tse. Karena beriklim sedang, sumber kegiatan
ekonomi yang paling utama di wilayah ini adalah pertanian khususnya
beras. Rakyat setempat cenderung bertubuh gempal dan kuat karena
kegiatan kerja di sawah. Disamping itu di wilayah selatan terdapat
banyak sekali sungai, sehingga alat lalu lintas yang utama adalah
perahu. Dengan mendayung sehari-hari menyebabkan badan bagian atas lebih
berkembang. Maka dengan demikian aliran selatan ini menekankan pada
gaya melentur dan penggunaan tangan dan kepala.
Aliran
Utara berkembang di wilayah Cina Utara di bagian hulu Sungai Yang Tse,
dimana sifat daerahnya adalah pegunungan. Mengingat di wilayah ini
banyak orang terlibat dengan perburuan binatang dan penebangan kayu
sebagai sumber nafkah. Maka aliran utara ini lebih menekankan pada
gerakan yang lincah dan penggunaan teknik tendangan.
Selama masa peralihan dari Dinasti Ming ke Dinasti
Ching, sejumlah ahli bela diri China melarikan diri ke negara lain untuk
membebaskan diri dari penindasan dan pembunuhan besar-besaran yang
dilakukan oleh orang-orang Manchu yang menguasai China. Sebagai
akibatnya ilmu bela diri China dari Jaman Ming ini disebarkan ke
berbagai negara lain termasuk ke Jepang, Korea, Asia Tenggara, dan juga
Kepulauan Okinawa. Salah seorang diantaranya Chen Yuan Pao yang menuju
ke Jepang, dimana dia selanjutnya mengajarkan gagasan dan teknik Judo.
Sampai pada abad ke-15 Kepulauan Okinawa terbagi menjadi 3 (tiga)
Kerajaan. Dan pada tahun 1470 Youshi Sho dari golongan Sashikianji
berhasil mempersatukan semua pulau di Kepulauan Okinawa di bawah
kekuasaannya. Penguasa ke-2 dari golongan Sho, yaitu Shin Sho, menyita
dan melarang penggunaan senjata tajam. Kemudian Keluarga Shimazu dari
Pulau Kyushu berhasil menguasai Kepulauan Okinawa, tetapi larangan
terhadap pemilikan senjata tajam masih terus diberlakukan. Sebagai
akibatnya, rakyat hanya dapat mengandalkan pada kekuatan dan ketrampilan
fisik mereka untuk membela diri.
Pada saat yang
sama, ilmu bela diri dari Cina mulai diperkenalkan di Okinawa melalui
para pengungsi yang berdatangan dari Cina yang saat itu sudah dikuasai
oleh bangsa Manchu (Dinasti Ching). Diantara para pengungsi itu ada
sejumlah ahli seni bela diri dari China. Pengaruh ilmu bela diri dari
China ini dengan cepat sekali menjalar ke seluruh Kepulauan Okinawa.
Melalui ketekunan dan kekerasan latihan, rakyat Okinawa berhasil
mengembangkan sejenis gaya dan teknik berkelahi yang baru yang akhirnya
melampaui sumber aslinya. Aliran-aliran seni bela diri Te (aslinya Tode
atau Tote) di Okinawa terbagi menurut nama daerah perkembangannya
menjadi Naha-te, Shuri-te, dan Tomari-te. Naha-te mirip dengan seni bela
diri Cina aliran selatan, khususnya dalam pola gerakan yang
dilaksanakan dengan gaya yang kokoh dan sangat tepat bagi orang yang
bertubuh besar. Shuri-te mirip dengan seni bela diri Cina aliran utara
yang pola gerakannya lebih menekankan kegesitan dan keringanan tubuh.
Sementara kaum Shimazu makin memperketat larangan atas pemilikan senjata
tajam, latihan pola bela diri Te ini makin berkembang.
Di Jepang sendiri juga telah ada pola bela diri sejak
jaman dulu. Diantaranya yang sangat terkenal sampai saat ini ialah gulat
Sumo. Dahulu Sumo sifatnya sangat keras dan ganas, dimana para
pesertanya diperbolehkan saling pukul dan tendang dan secara mental
memang sudah siap mati. Baru pada abad ke-8, pukulan dan tendangan yang
mematikan tidak diperbolehkan lagi. Pertandingan Sumo kemudian sudah
sangat mirip dengan pertandingan Sumo pada masa sekarang ini. Tokoh seni
bela diri China yang mengungsi dari penjajahan bangsa Manchu juga
tersebar ke seluruh Jepang. Berbagai macam gaya dan teknik yang mereka
sebarkan menyebabkan timbulnya aliran-aliran baru. Di bawah pengaruh dan
bimbingan Chen Yuan Pao, aliran Jiu Jitsu atau seni beladiri aliran
lunak didirikan oleh beberapa tokoh beladiri Jepang. Konsep bahwa
"Kelunakan dapat mengalahkan kekerasan" dinyatakan berasal dari China,
dan aliran ini mengembangkan pengaruhnya yang penting pada pola bela
diri lainnya. Diantaranya yang sangat populer ialah Judo yang didirikan
oleh Jigoro Kano.Karena keuletannya untuk
meneliti, melatih, dan mengembangkan diri, Judo telah berhasil diterima
merata di seluruh Jepang sebagai satu cabang olah raga modern.
Pada
tahun 1923, Gichin Funakoshi yang lahir di Shuri, Okinawa pada tahun
1869 untuk pertama kalinya memperagakan Te atau Okinawa-Te ini di
Jepang. Berturut-turut kemudian pada tahun 1929 tokoh-tokoh seperti
Kenwa Mabuni, Choyun Miyagi berdatangan dari Okinawa dan menyebarkan
karate di Jepang. Kenwa Mabuni menamakan alirannya Shitoryu, Choyun
Miyagi menamakan alirannya Gojuryu, dan Gichin Funakoshi menamakan
alirannya Shotokan. Okinawa Te ini yang telah dipengaruhi oleh
teknik-teknik seni bela diri dari Cina, sekali lagi berbaur dengan seni
bela diri yang sudah ada di Jepang, sehingga mengalami
perubahan-perubahan dan berkembang menjadi Karate seperti sekarang ini.
Berkat upaya keras dari para tokoh ahli seni bela diri ini selama
periode setelah Perang Dunia II, Karate kini telah berkembang pesat ke
seluruh dunia dan menjadi olah raga seni bela diri paling populer di
seluruh dunia. Masutatsu Oyama sendiri kemudian secara resmi mendirikan
aliran Karate baru yang dinamakan Kyokushin pada tahun 1956.
Arti Lambang LEMKARI

Bentuk dan Gambar
Warna
- Bentuk bulat melambangkan persatuan dan kesatuan yang universal dan memberi arti bahwa olahraga Karate yang dibina Lemkari dilandasi semangat revolusi 17 Agustus 1945 dan Pancasila.
- Gambar harimau dalam posisi siap menerkam. Mencerminkan semangat karateka yang siap siaga dan sekali bergerak dapat mengalahkan lawan.
Warna
- Putih pada dasar melambangkan kesucian Kuning pada gambar harimau melambangkan keagungan.
- Hitam pada tulisan Lemkari melambangkan ketangguhan tekad.
- Merah pada bulatan di luar gambar harimau melambangkan keberanian.
558 PRAJURIT MENBANPUR-1 MAR UJIAN KENAIKAN TINGKAT KARATE LEMKARI
Sebanyak 558
prajurit Menbanpur-1 Mar melaksanakan ujian kenaikan tingkat Karate yang
diselenggarakan oleh pengurus PB Lemkari Jawa timur di Indoor Sport
Bhumi Marinir Karangpilang Surabaya, Kamis (4/7/2013).
Ujian
kenaikan tingkat yang di ketuai oleh Ketua PB Lemkari Jawa Timur Prof.
Erwin Rofiq ini menguji 558 prajurit Menbanpur-1 Mar mulai dari sabuk
putih hingga sabuk biru. Kenaikan tingkat dari sabuk putih ke kuning
sebanyak 116 personel, sabuk kuning ke hijau sebanyak 6 personel, sabuk
hijau ke biru sebanyak 298 personel dan sabuk biru ke coklat sebanyak
138 personel.
Dalam
sambutan Komandan Batalyon Provos-1 Marinir Letkol Marinir Mauriadi yang
juga menjabat sebagai Ketua PB Lemkari Cabang Khusus Marinir mengatakan
ujian kenaikan tingkat karate ini merupakan tanggung jawab dan
kewajiban semua personel Menbanpur-1 Mar dalam meningkatkan kemampuan
beladiri yang diselenggarakan tiap 6 bulan sekali.
Lebih
lanjut, Danyonprov-1 Mar menyampaikan pesan Pembina PB Lemkari Cabang
Khusus Marinir Kolonel Marinir Nurry A. Jatmika bahwa beladiri merupakan
salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap prajurit, beladiri
Karate merupakan olah raga yang membutuhkan kecepatan berfikir dan
bertindak serta ketahanan fisik, perpaduan ketiga karakter ini akan
membentuk para prajurit menjadi prajurit yang memiliki postur yang ideal
dan kondisi fisik yang prima.
Dalam
ujian kali ini, PB Lemkari Jawa Timur menghadirkan 7 pengujinya yaitu
Shihan Wilem Mantiri, Shihan Andreas, Shihan Mulyanto, Sinsei Hamid
Mashuri, Sinsei Nur Choliq, Sinsei Gilbert, Sinsei Eko P dan Sinsei
Suprayogi.
Langganan:
Postingan (Atom)